Hanya Untukmu Seorang

Petang itu, sebuah buku saku berjudul "Wa Akhiran Ja'al-Faraj, Qishas wa tajarrub waqi'iyyah" karya Ahmad bin Salim Baduwailan telah menjadi milikku, pemberian dari seorang sahabat karib. To d point aja, saking bagusnya isi buku ini, saya hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk mengkhatamkannya. Sebenarnya bisa sehari sich cuman ane malu diliatin teman serumah coz nih mata setelah 10 menit bacanya langsung memerah, nangis bo !!! Ga kuat menahan haru. Kumpulan ceritanya dahsyat, mengalir penuh hikmah. Hiks...hiks

Sahabat...

Ijinkan saya mengutip salah satu kisah yang menurutku sangat memotivasi, sebuah nasehat sarat makna yang dituturkan oleh penulisnya kepada para generasi muda yang tengah putus asa,,,sengaja saya post-kan for "saudari seiman" yang tengah lebih dulu memilih untuk tidak lagi menyatu bersama kami "di jalan ini", moga kau menemukan energi setelah membacanya...Enjoy!!!

Jangan bersedih dan jangan berputus asa atas apa yang tidak kamu raih hari ini. Roda kehidupan tidak berhenti padanya. Harapan-harapan dan keinginan-keinginanmu jangan sampai luruh karenanya. Rencana-rencana dan impian-impianmu jangan sampai terhenti. Hari esok membawa banyak kejutan indah untukmu.

Ucapan ini hanya untukmu seorang

Engkau, orang yang aku lihat di kedua bola matanya pancaran hari esok dan harapan masa datang.

Untukmu anakku tercinta...

Seorang Pelajar SMU yang tidak memperoleh kesempatan mencicipi bangku Universitas dan fakultas-fakultas yang diinginkan. Mungkin karena ketatnya perseingan atau sebab-sebab lain, baik yang nyata maupun yang tidak nyata.

Izinkan aku berusaha tuk menghapus sedikit dari kesedihanmu...

Izinkan aku mengintai ufuk-ufuk masa depan bersamamu...

Izinkan aku tuk ikut bersamamu menjawab satu pertanyaan yang sulit, kemanakah perginya mereka yang telah lulus dari SMU dan tidak diterima di Universitas?

Berikut ini adalah jawabannya :

Pertama: marilah kita perbaharui kembali kepercayaan kita kepada sang Pencipta yang Maha Agung. Engkau telah berusaha dan bekerja secara maksimal, meski engkau tidak menapak tangga universitas. Tetaplah bersyukur kepada Allah di awal dan di akhir usahamu. Mungkin semua kebaikan telah ditulis oleh-Nya dalam kejadian itu, sementara engkau tidak tahu akan hal itu.

Kedua: Pertanyaan ini lebih penting dan sering diulang-ulang, maka saya menyodorkannya di hadapanmu, “Apakah masa depan hanya ada di universitas?”

Bukankah masih banyak kesempatan dan pilihan beragam yang akan mengantarkanmu ke jalan yang benar menuju masa depan cerah dan sumber rizki halal?

Ketiga: Pertanyaan ini untukmu, “Apakah alumni-alumni universitas menerima ijazah kelulusan dengan satu tangan , sementara tangan yang lain menerima surat penempatan kerja?”

Saya tidak yakin. Tetapi masih ada jalan lain untuk mencari pekerjaan, yang bisa tersedia dengan cepat, dan bisa pula diperlukan waktu yang lama untuk mencarinya.

Jadi apa yang mesti dikerjakan?

Wahai anakku tercinta…Ini bukanlah akhir dari segalanya. Yang penting, sekarang kamu jangan berpangku tangan sementara jari-jarimu menampar dengan penuh penyesalan, kesedihan, kegelisahan dan rasa pesimis.

Bangkitlah…! Kibaskan debu kemalasan…! Kembalikan tanganmu ke tempat asalnya. Pikirkan dengan baik lalu bergeraklah…

Kemana…?

Tidak ada sesuatupun yang bernama mustahil! Di sini saya memberi beberapa saran untukmu. Mudah-mudahan berguna dan bisa menerangi jalanmu.

Sebagai contoh, kamu bisa masuk ke fakultas di bawah jenjang sarjana, yang memberi ijazah diploma dalam bidang tertentu, dan ini –alhamdulillah- banyak sekali pilihannya.

Kamu berkata, “tidak ada kesempatan untukku.” Baik, kalau begitu carilah pusat-pusat kursus dan pelatihan yang lebih rendah jenjangnya yang sebagian di antaranya memberikan jaminan lapangan kerja dengan gaji yang memadai.

Mungkin kamu juga akan berkata, “ ini bukanlah harapan dan impianku.” Maka aku katakan kepadamu, “Tidak mengapa, terimalah keadaan ini! Yang penting, jangan berhenti. Jangan sia-siakan umur dan masa mudamu.”

Di sela-sela waktu belajar atau bekerjamu yang di bawah harapanmu, kamu bisa terus memantau kesempatan dan menunggu lowongan yang sesuai agar kamu bisa meraih tempat yang lebih baik.

Jika kamu tidak mendapatkannya, maka kembangkanlah dirimu dan bersungguh-sungguhlah bekerja, agar kamu memperoleh tempat dan prestasi khusus dari atasanmu di tempatmu bekerja. Hal ini bisa mendukungmu menduduki jabatan tertentu dengan fasilitas yang bagus. Siapa tahu esok hari datang kepadamu seorang sarjana universitas untuk bekerja padamu dan engkau menjadi atasannya, karena pengalaman dan keahlianmu serta kesungguhanmu dalam bekerja.

Biarkanlah kami berandai-andai -wahai anakku- bahwa kamu tidak berhenti pada impian dan pemikiran yang lalu. Cobalah mengingat seorang sahabat mulia yang bernama Abdur Rahman bin Auf r.a. ketika beliau hijrah ke Madinah, pertama kali yang dilakukan adalah berkata kepada para sahabatnya, “Tunjukkan padaku pasar kota Madinah.” Lalu dia berpetualang di dunia bisnis, hingga menjadi salah seorang sahabat Rasulullah saw yang paling kaya, beliau menjalankan kerajaan bisnisnya dan membiayai pasukan-pasukan penakluk yang besar, yang terealisasi pada zaman Rasulullah saw dan khulafaur Rasyidin sesudahnya.

Jadikanlah Abdur Rahman bin Auf sebagai teladanmu! Pergilah ke pasar! Bisa jadi peluang menunggumu di sana untuk kamu memulainya dari nol menuju dunia harta, kekayaan dan angka-angka. Bisa jadi seorang sarjana universitas mencarimu dan melamar kerja di tempatmu.

……………….

Universitas memang harapan yang indah. Akan tetapi bukanlah akhir perjalanan, bukan segalanya. Apabila itu belum kamu raih maka masih ada ribuan peluang yang menunggumu. Carilah semua itu. Akan tetapi, apabila kamu hanya berdiam diri di rumah, meratapi nasib, menangisi keadaan, kamu habiskan harimu hanya untuk begadang di malam hari dan tidur di siang hari, maka jalanmu pastilah berujung pada kegagalan dan kesia-siaan.

Terimalah meski itu masih di bawah harapanmu!

Berjalanlah menuju yang lebih baik dengan memohon pertolongan kepada Allah kemudian pada orang-orang yang kamu percaya bisa memberimu pendapat. Sibaklah jalan hidup dengan harapan! Karena hidup tidak mengasihani orang-orang malas dan pesimis. Berjalanlah dan sibaklah jalanmu! Karena bisa jadi kebaikan tersembunyi di balik kegagalanmu masuk kuliah.

Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar

  • FOLLOWERS

    LINK MEDIA

  • DAKWATUNA
  • BULETIN AR ROYAN
  • AL IKHWAN
  • MAJALAH SABILI
  • Liputan 6
  • INDOSIAR
  • Inilah.com
  • Detik.com
  • Vivanews
  • Kompas
  • Okezone
  • Lampung Post
  • Radar Lampung
  • Jawa Post
  • Republika
  • Seputar Indonesia
  • Media Indonesia
  • Pikiran Rakyat
  • Suara Merdeka
  • Bisnis
  • Majalah Pengusaha
  • SUARA SURABAYA

About me

Label

U'r Comment


ShoutMix chat widget