Cashflow for Muslim: If you wanna be rich & healthy, be happy…!
Cashflow for Muslim: If you wanna be rich & healthy, be happy…!
UNGKAPAN IMAM SYAFI’I
Semalam saya sempat membaca beberapa buku dan diantaranya ada yang cukup menarik perhatian saya, buku tersebut berjudul ‘Virus-Virus Ukhuwah’. Kehadiran buku ini memiliki arti yang cukup besar karena mengulas berbagai problema akut keretakan ukhuwah yang nyaris menimpa hampir seluruh elemen ummat saat ini. Lembaran demi lembaran saya mencari, kira-kira topic apa yang akan saya baca terlebih dulu karena gaya membaca saya demikian. Alhamdulillah saya menemukan yang topicnya pas yakni Memberi teguran di depan orang lain. Di tengah-tengah pembahasannya saya menemukan puisi Imam Syafi’i, berikut unkapnya:

“Nasihatilah diriku di kala aku sendiri
Jangan kau nasihati aku di tengah keramaian
Karena nasihat di muka umum adalah
bagian dari penghinaan yang tak suka aku mendengarnya
Jika engkau enggan dan tetap melanggar kata-kataku
Maka jangan menyesal jika aku enggan menurutimu”


Lain halnya ketika seseorang dikritik dan dinasihati dalam keadaan menyendiri, ia akan lebih menerima, mampu memahami permasalahan dengan jelas, dan tertarik padamu. Karena anda telah menerima suatu pertolongan , bahkan layanan dalam bentuk nasihat dan koreksi atas kesalahan yang dilakukan.
Perlu menjadi bahan koreksi bagi SANG PEMBERI NASEHAT, terkadang si Pemberi Nasehat ingin melihat hasil dari usahanya secepat kilat, sehingga berharap agar orang yang dinasehatinya mau berubah seketika. Jika tidak demikian, ia akan berasumsi bahwa nasehatnya telah gagal, atau terus berupaya menekan orang yang dinasehati, sehingga lebih mirip perdebatan. Karena ia beranggapan bahwa orang yang dinasehati itu tidak mengerti nasehat yang diberikannya, atau belum menerima nasehat itu.
Seorang pemberi nasehat yang memiliki penilaian seperti itu adalah salah. Karena sudah menjadi tabiat umum manusia. Mereka enggan mengakui secara langsung, melainkan membutuhkan rentang waktu untuk berpikir, atau mencari kesempatan untuk kembali.
Jika anda sedang menasehati seorang sahabat, maka jangan mengejek kesalahannya. Karena mengejek suatu perbuatan dosa yang telah dilakukan. Sama sekali bukan nasihat melainkan suatu perbuatan hina dan merupakan perilaku orang yang yang tidak takut terjerumus dalam su’ul khatimah. Perilaku ini dapat berakibat buruk bagi pelakunya. Sebuah pepatah klasik mengatakan “ siapa yang menghina saudaranya karena berbuat dosa , ia tidak akan mati kecuali terjebak di dalam dosa yang sama”.
LEADER...WHO IS THAT?


I want to tell you a little more about my experience had led by a wise enough ustaz Refracted memories of him was not easy. The model is very hard to find both, not excessive but this is real reality.

On the road ...
When I and my friends accidentally ran into the street, he did not hesitate to greet us with a greeting students. This is one form of hospitality.

On campus ...
Without shame, he shared other students picked up trash to keep the environment clean campus. Because, in principle, one should not omdo (omong doang) way but also to contribute to work together to achieve common goals.

In class ...
He was the teacher with extensive knowledge, he provide a good understanding with us and management's willingness to science will not only decorate the brain in a moment but forever stuck.

Ustaz ...
Why are meetings and intimacy that existed between us was so short?, We find a replacement hard ...

You like KH.Rahmat Abdullah, the Murabbi charismatic. Some even call it a million cadres sheikh because during his lifetime he had many enlightening-enlightenment that is priceless.

I had never met. But from the story and memoir writing a book about him enough to make me a good cry. Why the much-needed leadership and people of this nation so quick to leave us all.

You also like WS Rendra, the leader who does not have an official position in parliament or official titles and ranks in the government structure, but he has considerable influence on their followers. He was the engraver of history, cultural productive producing phenomenal work. And we must once again silence because loss figures. Is not that good people are who have the letters?
I'm a Ambivert
I was ambivert it. Type the characters have a psychological balance between introvert and Extrovert. Type the characters ambivert like Extrovert, love to socialize and hang out with many people and talk about many things, on the other hand they also liked to be alone and away from the environment, such as the types of introverts. These types can generally get along with more than one sphere only. Because a lot of intimate sphere, groups often become estranged ambivert gradually familiar with the scope of which has levels of introverts. Sometimes sensitive nature made him so moody. But the easy going nature makes him a fun person.
UNTITLED

ketika takdir –NYA lebih berhak tuk bicara, aku hanya dapat berucap bahwa di penghujung jalan ini adalah suatu keindahan yang tak terperi. Dan sangat sulit bagiku tuk berpindah dari satu keyakinan bahwa hatiku...
Aneh....tapi inilah pure perasaan yang tak bisa kuingkari. Menyesali pertemuan yang hanya berdurasi beberapa menit adalah suatu kebodohan. Aku tidak ingin tergugu dalam akumulasi penderitaan yang mana setiap slide memori yang berputar hanyalah namanya dan lagi-lagi namanya...LELAH.
"Mengapa ia hadir?, Mengapa ia?, Mengapa ia?, Mengapa ia?"....Aaggh...pertanyaan semu gerutuku.
Siapa yang mesti disalahkan kala langit itu berwarna merona?
Siapa yang mesti disalahkan kala udara pagi lebih segar dari biasanya?
Siapa lagi yang mesti disalahkan kala impianku berubah menjadi asa?
Apakah aku harus menyalahkan diri sendiri??????????????
Rasanya sudah cukup aku kecewa...
Hanya Untukmu Seorang

Petang itu, sebuah buku saku berjudul "Wa Akhiran Ja'al-Faraj, Qishas wa tajarrub waqi'iyyah" karya Ahmad bin Salim Baduwailan telah menjadi milikku, pemberian dari seorang sahabat karib. To d point aja, saking bagusnya isi buku ini, saya hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk mengkhatamkannya. Sebenarnya bisa sehari sich cuman ane malu diliatin teman serumah coz nih mata setelah 10 menit bacanya langsung memerah, nangis bo !!! Ga kuat menahan haru. Kumpulan ceritanya dahsyat, mengalir penuh hikmah. Hiks...hiks

Sahabat...

Ijinkan saya mengutip salah satu kisah yang menurutku sangat memotivasi, sebuah nasehat sarat makna yang dituturkan oleh penulisnya kepada para generasi muda yang tengah putus asa,,,sengaja saya post-kan for "saudari seiman" yang tengah lebih dulu memilih untuk tidak lagi menyatu bersama kami "di jalan ini", moga kau menemukan energi setelah membacanya...Enjoy!!!

Jangan bersedih dan jangan berputus asa atas apa yang tidak kamu raih hari ini. Roda kehidupan tidak berhenti padanya. Harapan-harapan dan keinginan-keinginanmu jangan sampai luruh karenanya. Rencana-rencana dan impian-impianmu jangan sampai terhenti. Hari esok membawa banyak kejutan indah untukmu.

Ucapan ini hanya untukmu seorang

Engkau, orang yang aku lihat di kedua bola matanya pancaran hari esok dan harapan masa datang.

Untukmu anakku tercinta...

Seorang Pelajar SMU yang tidak memperoleh kesempatan mencicipi bangku Universitas dan fakultas-fakultas yang diinginkan. Mungkin karena ketatnya perseingan atau sebab-sebab lain, baik yang nyata maupun yang tidak nyata.

Izinkan aku berusaha tuk menghapus sedikit dari kesedihanmu...

Izinkan aku mengintai ufuk-ufuk masa depan bersamamu...

Izinkan aku tuk ikut bersamamu menjawab satu pertanyaan yang sulit, kemanakah perginya mereka yang telah lulus dari SMU dan tidak diterima di Universitas?

Berikut ini adalah jawabannya :

Pertama: marilah kita perbaharui kembali kepercayaan kita kepada sang Pencipta yang Maha Agung. Engkau telah berusaha dan bekerja secara maksimal, meski engkau tidak menapak tangga universitas. Tetaplah bersyukur kepada Allah di awal dan di akhir usahamu. Mungkin semua kebaikan telah ditulis oleh-Nya dalam kejadian itu, sementara engkau tidak tahu akan hal itu.

Kedua: Pertanyaan ini lebih penting dan sering diulang-ulang, maka saya menyodorkannya di hadapanmu, “Apakah masa depan hanya ada di universitas?”

Bukankah masih banyak kesempatan dan pilihan beragam yang akan mengantarkanmu ke jalan yang benar menuju masa depan cerah dan sumber rizki halal?

Ketiga: Pertanyaan ini untukmu, “Apakah alumni-alumni universitas menerima ijazah kelulusan dengan satu tangan , sementara tangan yang lain menerima surat penempatan kerja?”

Saya tidak yakin. Tetapi masih ada jalan lain untuk mencari pekerjaan, yang bisa tersedia dengan cepat, dan bisa pula diperlukan waktu yang lama untuk mencarinya.

Jadi apa yang mesti dikerjakan?

Wahai anakku tercinta…Ini bukanlah akhir dari segalanya. Yang penting, sekarang kamu jangan berpangku tangan sementara jari-jarimu menampar dengan penuh penyesalan, kesedihan, kegelisahan dan rasa pesimis.

Bangkitlah…! Kibaskan debu kemalasan…! Kembalikan tanganmu ke tempat asalnya. Pikirkan dengan baik lalu bergeraklah…

Kemana…?

Tidak ada sesuatupun yang bernama mustahil! Di sini saya memberi beberapa saran untukmu. Mudah-mudahan berguna dan bisa menerangi jalanmu.

Sebagai contoh, kamu bisa masuk ke fakultas di bawah jenjang sarjana, yang memberi ijazah diploma dalam bidang tertentu, dan ini –alhamdulillah- banyak sekali pilihannya.

Kamu berkata, “tidak ada kesempatan untukku.” Baik, kalau begitu carilah pusat-pusat kursus dan pelatihan yang lebih rendah jenjangnya yang sebagian di antaranya memberikan jaminan lapangan kerja dengan gaji yang memadai.

Mungkin kamu juga akan berkata, “ ini bukanlah harapan dan impianku.” Maka aku katakan kepadamu, “Tidak mengapa, terimalah keadaan ini! Yang penting, jangan berhenti. Jangan sia-siakan umur dan masa mudamu.”

Di sela-sela waktu belajar atau bekerjamu yang di bawah harapanmu, kamu bisa terus memantau kesempatan dan menunggu lowongan yang sesuai agar kamu bisa meraih tempat yang lebih baik.

Jika kamu tidak mendapatkannya, maka kembangkanlah dirimu dan bersungguh-sungguhlah bekerja, agar kamu memperoleh tempat dan prestasi khusus dari atasanmu di tempatmu bekerja. Hal ini bisa mendukungmu menduduki jabatan tertentu dengan fasilitas yang bagus. Siapa tahu esok hari datang kepadamu seorang sarjana universitas untuk bekerja padamu dan engkau menjadi atasannya, karena pengalaman dan keahlianmu serta kesungguhanmu dalam bekerja.

Biarkanlah kami berandai-andai -wahai anakku- bahwa kamu tidak berhenti pada impian dan pemikiran yang lalu. Cobalah mengingat seorang sahabat mulia yang bernama Abdur Rahman bin Auf r.a. ketika beliau hijrah ke Madinah, pertama kali yang dilakukan adalah berkata kepada para sahabatnya, “Tunjukkan padaku pasar kota Madinah.” Lalu dia berpetualang di dunia bisnis, hingga menjadi salah seorang sahabat Rasulullah saw yang paling kaya, beliau menjalankan kerajaan bisnisnya dan membiayai pasukan-pasukan penakluk yang besar, yang terealisasi pada zaman Rasulullah saw dan khulafaur Rasyidin sesudahnya.

Jadikanlah Abdur Rahman bin Auf sebagai teladanmu! Pergilah ke pasar! Bisa jadi peluang menunggumu di sana untuk kamu memulainya dari nol menuju dunia harta, kekayaan dan angka-angka. Bisa jadi seorang sarjana universitas mencarimu dan melamar kerja di tempatmu.

……………….

Universitas memang harapan yang indah. Akan tetapi bukanlah akhir perjalanan, bukan segalanya. Apabila itu belum kamu raih maka masih ada ribuan peluang yang menunggumu. Carilah semua itu. Akan tetapi, apabila kamu hanya berdiam diri di rumah, meratapi nasib, menangisi keadaan, kamu habiskan harimu hanya untuk begadang di malam hari dan tidur di siang hari, maka jalanmu pastilah berujung pada kegagalan dan kesia-siaan.

Terimalah meski itu masih di bawah harapanmu!

Berjalanlah menuju yang lebih baik dengan memohon pertolongan kepada Allah kemudian pada orang-orang yang kamu percaya bisa memberimu pendapat. Sibaklah jalan hidup dengan harapan! Karena hidup tidak mengasihani orang-orang malas dan pesimis. Berjalanlah dan sibaklah jalanmu! Karena bisa jadi kebaikan tersembunyi di balik kegagalanmu masuk kuliah.

  • FOLLOWERS

    LINK MEDIA

  • DAKWATUNA
  • BULETIN AR ROYAN
  • AL IKHWAN
  • MAJALAH SABILI
  • Liputan 6
  • INDOSIAR
  • Inilah.com
  • Detik.com
  • Vivanews
  • Kompas
  • Okezone
  • Lampung Post
  • Radar Lampung
  • Jawa Post
  • Republika
  • Seputar Indonesia
  • Media Indonesia
  • Pikiran Rakyat
  • Suara Merdeka
  • Bisnis
  • Majalah Pengusaha
  • SUARA SURABAYA

About me

Label

U'r Comment


ShoutMix chat widget